<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (05/10/2025)</strong> – Karnaval Kebhinekaan dan Kebudayaan yang digelar di Desa Dalung berlangsung meriah dengan partisipasi berbagai elemen masyarakat, komunitas seni seperti Barongsai hingga Reog Ponorogo, serta kehadiran pelaku UMKM. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu (7/9) yang bertempat di lingkungan Dalung Permai. Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Seksi Kelembagaan Sarana Prasarana Kabupaten Badung Ni Wayan Astikawati, S.Pd., M.Pd., Ketua Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Badung Dr. Drs. Putu Parwata, MK., M.M., Camat Kuta Utara I Putu Eka Parmana, S.STP., M.M., Perbekel Dalung I Gede Putu Arif Wiratya, S.Sos., Bendesa Adat Padang Luwih I Ketut Adi Ardana, S.E., Kelian Banjar Dinas Bhineka Nusa Kangin I Wayan Sarma beserta Kelian Banjar Dinas di Lingkungan se-Dalung Permai, Ketua Panitia Penyelenggara H. Nur Abidin, S.H., M.H. CTL., beserta anggota dan antusias masyarakat Desa Dalung, diatensi oleh Bhabinkamtibmas Desa Dalung, Pecalang, Banser Kuta Utara. </p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Karnaval Kebhinekaan dan Budaya di Desa Dalung menghadirkan beragam penampilan seni yang menggambarkan kekayaan tradisi Nusantara. Salah satu yang paling menyorot perhatian penonton adalah penampilan Reog Ponorogo dengan topeng dadak merak yang megah serta gerakan tari yang penuh energi. Diiringi tabuhan kendang, gong, dan alunan gamelan khas Jawa Timur, kelompok Reog Ponorogo berhasil menciptakan suasana yang semarak sekaligus sakral, mengingat seni ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarat makna filosofis tentang keberanian, kepemimpinan, dan kebersamaan.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Salah seorang Penanggung Jawab Pementasan Reog Ponorogo dari Paguyuban Pawargo Bali, yakni Bapak Haji Joko yang ditemui seusai penampilan mengaku bangga bisa membawakan seni tradisi daerahnya dalam ajang yang merayakan keberagaman. <em><strong>“Kami merasa senang bisa tampil di tengah masyarakat yang begitu antusias. Reog Ponorogo bagi kami bukan sekadar tari, tetapi warisan budaya yang harus terus dijaga. Semoga dengan tampil di karnaval ini, generasi muda semakin mengenal dan mencintai seni tradisional,”</strong></em> ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa proses latihan yang panjang dan melelahkan terbayar dengan apresiasi penonton yang begitu meriah.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Antusiasme masyarakat yang menyaksikan karnaval semakin terasa ketika Reog tampil. Seorang penonton mengaku kagum dengan kekuatan fisik penari yang mampu menari sambil menahan beban topeng dadak merak yang beratnya bisa mencapai puluhan kilogram. <em><strong>“Luar biasa sekali melihat langsung. Gerakan para penarinya energik dan penuh semangat, membuat kami ikut merinding. Semoga penampilan seperti ini semakin sering ditampilkan, agar anak-anak kita tahu bahwa Indonesia punya seni budaya yang hebat,”</strong></em> ungkap Ibu Halimah.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Kehadiran Reog Ponorogo dalam karnaval ini tidak hanya menjadi tontonan menarik, tetapi juga menjadi pengingat bahwa budaya tradisional tetap memiliki tempat istimewa di tengah modernisasi. Melalui partisipasi kelompok seni daerah, karnaval kebhinekaan sekaligus menjadi wadah untuk melestarikan kekayaan warisan luhur bangsa. Dukungan masyarakat dan apresiasi yang tinggi membuktikan bahwa seni tradisional masih dicintai dan mampu menjadi perekat persatuan dalam bingkai kebhinekaan.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><strong>(KIMDLG-003).</strong></p>
Reog Ponorogo Meriahkan Karnaval Kebhinekaan dan Budaya di Desa Dalung
05 Oct 2025