<p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><b><span new="" roman="" style="font-family:" times="">DALUNG (09/05/2025)</span></b><span new="" roman="" style="font-family:" times=""> – Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang jajanan tradisional semakin menunjukkan peran pentingnya dalam melestarikan budaya kuliner lokal. Jajanan tradisional seperti laklak, klepon, sumping, jaje ketan dan sebagainya kini semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, baik yang berusia muda maupun dewasa.</span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">UMKM jajanan tradisional tidak hanya menjadi salah satu bentuk usaha yang menguntungkan, tetapi juga menjadi jembatan untuk mengenalkan keanekaragaman kuliner Indonesia kepada generasi muda. Salah satu contoh keberhasilan ini dapat dilihat di kawasan Br. Kwanji Desa Dalung yakni UMKM Laklak Rama yang sudah eksis sejak 5 tahun terakhir. </span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Salah satu pekerja di UMKM Laklak Rama ini mengungkapkan bahwa meskipun banyak jajanan modern yang bermunculan, jajanan tradisional tetap memiliki tempat di hati masyarakat. </span><span lang="FI" new="" roman="" style="font-family:" times="">"<b><i>Kami selalu berusaha mempertahankan cita rasa asli dan cara pembuatan yang tradisional,"</i></b> tuturnya. Ditemui pada saat proses pembuatan, Yuni seorang pegawai di UMKM juga menambahkan bahwa ada sekitar 15 jenis jajanan tradisional yang dibuat setiap harinya. "<b><i>Ada 15 jenis jajanan yang kami buat setiap harinya, dan proses pembuatan itu mulan dari jam 01.30 Wita (pagi dini hari) hingga pukul 16.00 Wita. Setiap hari itu kita menghabiskan tepung dan bahan-bahan lainnya sampe 30kg karna kita jual di tiga cabang yakni ada di Pasar Batu Kandik, Jl. Tangkuban Perahu, dan di Jl. Ahmad Yani,” </i></b>ungkapnya.</span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="FI" new="" roman="" style="font-family:" times="">Keberadaan UMKM jajanan tradisional bukan hanya soal keuntungan ekonomi, tetapi juga bagian dari pelestarian budaya yang semakin relevan di dunia yang semakin global ini. Dalam setiap gigitan jajanan tradisional, terkandung nilai sejarah dan budaya yang sangat berharga untuk diteruskan ke generasi mendatang.</span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:107%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><b><span lang="FI" new="" roman="" style="font-family:" times="">(KIMDLG-003).</span></b></span></span></span></p>
UMKM Jajanan Tradisional Laklak Rama: Menjaga Keberlanjutan Kuliner Lokal di Desa Dalung
09 May 2025