<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (03/04/2025)</strong> - Kegiatan Penilaian Ogoh-Ogoh Zona 6 oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung di Desa Dalung yang bertempat di Banjar Dukuh, Desa Dalung pada Kamis (6/3). Dalam kegiatan ini turut hadir 3 orang juri yang ditugaskan langsung oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, yakni I Nyoman Darmu, I Made Alit Suaja, S. Sn., dan Ida Bagus Gede Dwijangsa Manuaba., Ketua Sabha Yowana Desa Adat Dalung Gede Arya Putra Pratama., dan seluruh Sekaa Teruna Teruni ST. Dharma Chanti yang menyambut kedatangan dewan juri. Tujuan kegiatan penilaian ogoh-ogoh ini adalah untuk menilai, memberi masukan, dan mengapresiasi  sekaa teruna dalam meningkatkan kreativitas generasi muda untuk bekarya seni sekaligus mendukung pelaksanaan program Bupati dalam melestarikan tradisi dan budaya lokal.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Sekaa Teruna ST. Dharma Chanti yang menggarap ogoh-ogoh dengan tema <strong>“Suka Duka Lara Pati”</strong> yang memiliki arti, Suka berarti kebahagiaan, Duka berarti penderitaan, Lara berarti sakit atau penderitaan fisik dan batin, serta Pati berarti kematian. Arti dari Suka Duka Lara Pati di atas mencerminkan  konsep Rwa Bhineda yang artinya keseimbangan antara dua hal yang berlawanan dalam kehidupan. Dalam ajaran Hindu, kehidupan manusia tidak bisa lepas dari suka dan duka, sehat dan sakit, hidup dan mati. Semua ini adalah bagian dari hukum Rta yang berarti tatanan alam semesta dan karma phala berarti hukum sebab akibat. Maka dari itu manusia diajarkan untuk menerima semua fase kehidupan dengan dharma agar mencapai moksa.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Salah satu pemuda Banjar Dukuh yang merupakan arsitek ogoh-ogoh, Ia mengungkapkan bahwa dalam proses pembuatan ogoh-ogoh ini memerlukan banyak SDM, waktu, dan tenaga yang dikeluarkan. Dengan mengikuti lomba ogoh-ogoh di tingkat Kabupaten Badung yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, dirinya sangat bersemangat karena menurutnya dengan diadakan lomba ogoh-ogoh ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengajak masyarakat dalam pelestarian budaya di Bali. <em><strong>“Sebagai pemuda bali, saya sangat bangga mengikuti proses pembuatan ogoh-ogoh ini dimana saya dapat menuangkan bakat seni saya dengan cara ikut serta bersama dengan pemuda lainnya membuat ogoh-ogoh. Selain menjadi wadah ekspresi seni, pembuatan ogoh-ogoh juga mengajarkan kami nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan,”</strong></em> tutupnya.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Dengan demikian, harapannya adalah semoga kedepannya pada generasi muda selanjutnya dapat lebih aktif dan peduli dalam menjaga budaya dan tradisi ini. Ogoh-ogoh bukan hanya tentang parade Nyepi, tetapi juga simbol perjuangan dalam menghadapi sifat buruk dalam diri sendiri. Dengan tetap melestarikan tradisi ini, dengan ini kita dapat menjaga identitas budaya Bali agar tetap hidup dan berkembang di tengah modernisasi.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><strong>(KIMDLG-008).</strong></p>
Wujud Perputaran Hidup, Suka Duka Lara Pati Filosofi Dari Ogoh-Ogoh ST. Dharma Chanti Banjar Dukuh, Desa Dalung
03 Apr 2025