<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (03/04/2025) </strong>- Kegiatan Penilaian Ogoh-Ogoh ST. Yowana Cemara Giri oleh Sabha Yowana Desa Adat Dalung yang bertempat di Balai Banjar Cemara giri pada Rabu (5/3). Dalam kegiatan ini turut hadir Ketua Sekaa Teruba Banjar Tempekan Cemara Giri dan Wakil Sekaa Teruna Banjar Tempekan Cemara Giri serta seluruh Sekaa Truna Truni Banjar Cemara giri. Adapun tujuan dari kegiatan pembuatan ogoh-ogoh ini adalah untuk menciptakan ogoh-ogoh yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga sarat makna dan nilai-nilai budaya. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana memperkuat rasa cinta terhadap warisan budaya Bali, menciptakan semangat kompetisi yang sehat, dan mendorong munculnya inovasi baru dalam setiap karya yang dihasilkan.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Ngurah, selaku sekretaris, menyampaikan bahwa tema ogoh-ogoh tahun ini adalah Wilmana Sua Adikarana, yang memiliki makna mendalam terkait dengan kisah Rahwana dan ambisinya dalam merebut kekuasaan. Wilmana merupakan kendaraan atau tunggangan ajaib yang melambangkan supremasi dan kekuatan, sedangkan "Sua Adikarana" mencerminkan ambisi serta mengambil alih kekuasaan yang dilakukan dengan segala cara. Tema ini diangkat dari kisah dalam epos Ramayana, di mana Rahwana menyerang Kerajaan Kuera, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Dewa Kuvera, saudara tirinya. Dalam pertempuran tersebut, Rahwana, yang didorong oleh rasa iri dan ambisi untuk menjadi penguasa tertinggi, berhasil menaklukkan Kerajaan Kuera dengan kekuatan luar biasa yang dimilikinya. Salah satu hasil dari penyerangan itu adalah Wilmana, kendaraan surgawi milik Kuvera, yang akhirnya direbut dan dijadikan simbol kejayaan oleh Rahwana. Kisah ini mencerminkan bagaimana keserakahan dan keinginan untuk menguasai sesuatu yang bukan haknya dapat membawa kehancuran, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. <em><strong>"Dengan tema Wilmana Sua Adikarana, ogoh-ogoh yang dibuat tidak hanya menggambarkan wujud fisik Rahwana dan kendaraan saktinya, tetapi juga menyampaikan pesan moral tentang bahaya ambisi tanpa batas dan bagaimana kekuasaan yang diperoleh dengan cara tidak benar pada akhirnya akan membawa kehancuran.,"</strong></em> ucapnya.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Naditya, selaku Ketua Sekaa Teruna (ST), menyampaikan bahwa dalam setiap proses pembuatan ogoh-ogoh, pasti terdapat berbagai suka dan duka yang harus dihadapi bersama. Salah satu kendala utama yang dihadapi dalam pembuatan ogoh-ogoh tahun ini adalah kurangnya tenaga kerja, yang di mana tidak semua anggota sekaa teruna dapat secara aktif terlibat dalam setiap tahap pengerjaan. Untuk mengatasi kendala tersebut, pihaknya berinisiatif mengadakan acara kebersamaan di Banjar, dengan tujuan menarik lebih banyak anggota untuk datang dan ikut serta dalam proses pembuatan ogoh-ogoh. Melalui pendekatan yang lebih santai dan kekeluargaan, teman-teman yang awalnya kurang tertarik diajak secara perlahan untuk terlibat, diberi pemahaman mengenai pentingnya partisipasi dalam tradisi ini, serta diberikan kesempatan untuk belajar cara membuat ogoh-ogoh. Dengan cara ini, mereka tidak hanya hadir sebagai penonton, tetapi benar-benar merasakan keterlibatan dalam setiap tahap pengerjaan, mulai dari perencanaan, pembuatan rangka, hingga tahap akhir penyelesaian. <em><strong>"Kesan dan pesannya kami sangat semangat dan antusias, terutama karena tahun ini terdapat lomba ogoh-ogoh tingkat desa adat yang menjadi ajang unjuk kreativitas dan kebersamaan,"</strong></em> tutupnya.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><strong>(KIMDLG-005).</strong></p>
Wilmana Sua Adikarana, Ogoh-ogoh ST. Yowana Cemara Giri, Banjar Kaja Dalung
03 Apr 2025