<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (12/12/2024)</strong> - Prosesi sungkem dalam Upacara Manusa Yadnya Metatah lan Mejaya-jaya pada serangkaian Karya Ngerit Desa Adat Dalung Tahun 2024 di Desa Dalung, pada Minggu (10/11) yang bertempat di Wantilan Widya Mandala Utama Desa Adat Dalung. Dalam kegiatan ini turut hadir Perbekel Desa Dalung I Gede Putu Arif Wiratya, S.Sos., Bendesa Adat Dalung Ir. I Nyoman Widana., Manggala Prawartaka Karya Ngerit Desa Adat Dalung I Made Budihartono beserta anggota prawartaka karya., Kelian Banjar Adat se-Desa Adat Dalung., Pemuput Karya Ida Ratu Peranda Yajamana., Ida Ratu Pedanda Griya Simpang Buduk., IPM Nabe Griya Manik Gni Manuaba., Jero Pemangku se-Desa Adat Dalung., Pamilet metatah beserta Keluarga. Adapun tujuan dari prosesi sungkem yaitu ungkapan rasa hormat dan bakti anak kepada orang tua, serta permohonan restu untuk menjalani prosesi dengan lancar dan kehidupan yang lebih dewasa.</p> <p style="text-align: justify;"><br /> I Made Rai Rezky Guna Artha mengungkapkan bahwa ketika prosesi sungkem dalam serangkaian mesangih beliau merasakan perasaan yang begitu campur aduk. Di satu sisi, ada rasa haru dan bersyukur karena ini adalah momen penting dalam hidupnya sebagai bagian dari proses pendewasaan diri. Di sisi lain, mungkin ada rasa tegang atau gugup, terutama karena upacara ini melibatkan banyak ritual yang sakral dan membutuhkan kesiapan mental serta spiritual. Namun, di atas semua itu, ada rasa bangga bisa menjalankan warisan budaya dan doa agar semuanya berjalan lancar, didukung oleh keluarga dan orang-orang terdekat. Serta pada kegiatan mesangih ini terdapat Pengalaman paling berkesan yaitu saat prosesi sungkem ketika berlutut di hadapan orang tua, memohon maaf, dan menerima doa restu mereka. Momen itu terasa sangat haru karena mengingatkan saya pada pentingnya bakti dan kasih sayang dalam keluarga. <em><strong>"Pesan saya, kegiatan ini harus terus dijaga karena mengajarkan nilai nilai penting seperti bakti kepada orang tua, kedewasaan, dan tanggung jawab. Harapan saya, ke depannya tradisi ini bisa lebih dimengerti oleh generasi muda, bukan sekadar ritual, tapi juga sebagai pengingat untuk hidup selaras dengan ajaran agama dan budaya kita," Tutupnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"><br /> I Gusti Agung Ayu Devi Amara Kanwa, salah satu anggota Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), menyampaikan pandangannya tentang pengalaman emosionalnya saat mengabadikan momen prosesi sungkem dalam kegiatan mesangih. Ia mengungkapkan bahwa ada perasaan haru yang begitu kuat ketika melihat langsung bagaimana hubungan mendalam antara anak dengan orang tua terwujud dalam prosesi ini. Menurutnya, sungkem bukan sekadar ritual formal, melainkan simbol penuh makna yang mencerminkan penghormatan, kasih sayang, dan permohonan restu dari seorang anak kepada kedua orang tuanya. Prosesi sungkem dalam mesangih memiliki arti yang sangat penting, karena menjadi bagian utama dari persiapan spiritual sebelum melangkah ke tahapan berikutnya, momen ini menyiratkan nilai-nilai adat dan budaya Bali yang kaya akan filosofi hidup. <em><strong>"Saat saya memfoto momen ini, saya tidak hanya melihat hubungan yang indah itu, tetapi juga merasa menjadi bagian dari tradisi yang membawa kedamaian dan harmoni," Tutupnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"><br /> <strong>(KIMDLG-005).</strong></p>
Mengenal Proses Prosesi Sungkem Serangkaian Acara Mesangih di Desa Adat Dalung
12 Dec 2024