<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (04/11/2024)</strong> - Tradisi Megibung serangkaian Tradisi Mesalaran Tipat Bantal di Desa Adat Padang Luwih, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Kegiatan upacara ini bertepatan dengan Purnama Sasih Kapat pada, Kamis (17/10) menggelar tradisi Megibung serangkaian Mesalaran atau Metimpugan Tipat Bantal di areal Pura Desa lan Puseh Desa Adat Padang Luwih, kegiatan ini diikuti oleh Krama lan Yowana Desa Adat Padang Luwih. Dihadiri oleh Camat Kuta Utara I Putu Eka Parmana, S.STP., M.M., Perbekel Dalung I Gede Putu Arif Wiratya, S.Sos, Sekretaris Dalung I Made Trimayasa, S.E., Bendesa Adat Padang Luwih I Ketut Adi Ardana, S.E., beserta Sabha Desa lan Kertha Desa Adat Padang Luwih., Jro Mangku ring Desa Adat Padang Luwih., Kelian Adat soang-soang Banjar ring Desa Adat Padang Luwih., Manggala Yowana Prasada Amertha Desa Adat Padang Luwih I Gusti Ngurah Dwipayana., Ketua Sekaa Teruna se- Desa Adat Padang Luwih beserta anggota diatensi oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Dalung. </p> <p style="text-align: justify;"><br /> Diwawancarai setelah kegiatan, Jro Bendesa Adat Padang Luwih I Ketut Adi Ardana, S.E mengungkapkan Tradisi Mesalaran atau Metimpugan Tipat Bantal, diawali persembahyangan bersama di Pura Desa lan Puseh, Desa Adat Padang Luwih. <em><strong>“Dalam rangkaian Mesalaran juga terdapat sesi "Megibung" yaitu makan bersama-sama menikmati hasil panen setelah dihaturkan persembahan kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa sebagai wujud bhakti dan rasa menyame braya diantara Krama Desa Adat Padang Luwih,” Tuturnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"><br /> Megibung berasal dari kata “gibung,” yang berarti “mengaduk” atau “mencampur.” Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul dan menyajikan makanan dalam satu wadah besar, yang sebelumnya akan dihaturkan/dipersembahkan kepada Ida sang Hyang Widhi Wasa, baru setelah itu krama dan yowana setempat akan membentuk beberapa lingkaran dan kemudian saling mengambil dan menyantap makanan yang sudah tersaji di depan mereka secara bersama-sama. Dalam pandangan Hindu, berbagi makanan adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan menjaga hubungan baik dengan sesame, dan di Desa Adat Padang Luwih, kegiatan megibung menjadi salah satu tradisi sebelum pelaksanaan mesalaran yang menjadi wujud rasa syukur masyarakat setempat atas panen yang melimpah ruah.</p> <p style="text-align: justify;"><br /> Selain makna spiritual, megibung juga memiliki dampak positif dalam mempererat hubungan antarwarga/krama. Dengan berkumpul dan berbagi makanan, rasa persatuan dan kebersamaan di antara anggota masyarakat semakin kuat. Lalu pada konteks budaya, megibung juga menjadi sarana untuk melestarikan makanan khas desa setempat misalnya saja “Be Ayam Tutu” yang menjadi menu dalam megibung pada saat upacara mesalaran di Desa Adat Padang Luwih. Melalui megibung, generasi muda juga diajarkan untuk mengenali dan menghargai warisan kuliner nenek moyang.</p> <p style="text-align: justify;"><br /> <strong>(KIMDLG-003).</strong></p>
Tradisi Megibung Makan Bersama Mempererat Hubungan di Desa Adat Padang Luwih, Desa Dalung
04 Nov 2024