<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (14/10/2024)</strong> - Kegiatan Persembahyangan Tilem yang bertempat di Pura Dalem Gede Desa Adat Dalung, pada Selasa (3/9). Dalam Kegiatan ini turut hadir Bendesa Adat Dalung Ir. I Nyoman Widana., Prajuru Desa Adat Dalung., WHDI Desa Adat Dalung., Pemangku Pura Dalem Gede Desa Adat Dalung., Serta antusias Krama Adat dan Sekaa Truna Truni yang mengikuti persembahyangan bersama.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Persembahyangan merupakan kewajiban bagi umat beragama. Dalam agama Hindu, kita mengenal berbagai jenis rerainan, baik berdasarkan wuku, sasih, dan sebagainya, dan kewajiban kita sebagai umat hindu adalah melaksanakan  tiga kerangka dasar yang ada, salah satunya yaitu Upacara (ritual).  Upacara merupakan salah satu wujud bhakti agama Hindu dalam bentuk ritual. Ada lima upacara/yadnya yang dikenal dalam Hindu atau yang disebut dengan Panca Yadnya, yaitu: Dewa Yadnya (upacara hari suci tilem, purnama, galungan, kuningan, dan sebagainya), Rsi Yadnya (upacara pewintenan, diksa, dan lainnya), Pitra Yadnya (upacara ngaben/kematian), Manusia Yadnya (upacara otonan, potong gigi, pewiwahan/nikah, dan lainnya), Bhuta Yadnya (upacara Mecaru, mesegeh).</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Pelaksanaan upakara tidak mengenal banyak maupun sedikitnya persembahan yang dihaturkan, melainkan keikhlasan dan kesucian pikiran pada saat melakukannya. Dalam Bhagawadgita BAB IX Sloka 26 menjelaskan: Patram Puspam Phalam Toyam, Yo me bhaktya prayacchati, Tad aham bhakty-upahrtam, Aasnami prayatatmanah. Artinya, siapapun dengan sujud bhakti kepada-ku mempersembahkan sehelai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan, seteguk air, aku terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang berhati suci.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Adapun tujuan dari diadakannya persembahyangan bersama ini yakni bagian dari upaya melestarikan tradisi dan nilai-nilai agama Hindu di Bali. Dengan melibatkan prajuru desa, masyarakat dan juga sekaa truna, Jro Bendesa Adat Dalung ingin menjaga pentingnya spiritualitas sejak dini, sehingga tradisi tetap hidup dan dijalankan oleh generasi mendatang, disamping itu kegiatan persembayangan bersama ini juga dapat memupuk rasa kebersamaan. <em><strong>"Dengan adanya persembahyangan bersama ini diharapkan sekaa truna dari masing-masing banjar dapat saling bertemu dan mengenal satu sama lain," Tutupnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"><br /> <strong>(KIMDLG-003).</strong></p>
Desa Adat Dalung Kian Rutin Gelar Persembahyangan Bersama pada Setiap Rahinan Tilem
14 Oct 2024