<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (29/04/2023)</strong> –  PHDI Kabupaten Badung melaksanakan kegiatan Penebaran Benih Ikan dan Donor Darah serangkaian Perayaan Dharma Shanti dan Tumpek Wayang Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Badung tahun 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung I Nyoman Suardana, S.Sos, M.M beserta Stakeholder Dinas Perikanan Kabupaten Badung., Tokoh Masyarakat Desa Dalung Drs. Bagus Sapta Tenaya, M.M.Ak., Bendesa Adat Dalung Ir. I Nyoman Widana., Jro Mangku di Desa Dalung., Perwakilan Kelian Banjar Dinas se-Desa Dalung., Yowana Desa Adat Dalung., Di atensi Babinsa Desa Dalung  Kegiatan ini diawali dengan penebaran benih ikan di Tukad Yeh Poh, Desa Dalung guna menjaga ekosistem sungai dilanjutkan dengan kegiatan donor darah.</p> <p style="text-align: justify;"><br /> Panitia penyelenggara yang juga Tokoh Masyarakat Desa Dalung Bp. Bagus Sapta Tenaya mengungkapkan kegiatan yang dilaksanakan oleh PHDI Kabupaten Badung dalam momentum Dharma Santhi rahina Tumpek Wayang dan Donor Darah ini sudah sangat bagus dan merupakan sesuatu hal yang positif penuh kedamaian, melalui doa kita “Sarwa Prani Hitangkarah (semoga semua makhluk berbahagia)” kita memberikan kembali kehidupan sungai seperti sedia kala yang banyak ikannya seperti nyalian, pala timah, betook, dll nya yang perlu kita lestarikan. <em><strong>“Saya berharap kegiatan penebaran benih ikan ini dilakukan secara berkesinambungan karena Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Perikanan sangat mendukung kegiatan ini, bibit ikan selalu disediakan baik ketika ada kegiatan sekaa teruna, yowana, dll nya, selanjutnya benih/bibit ikan yang sudah kita tebar ini kita bersama-sama harus dijaga ini hanya boleh di pancing termasuk tidak boleh menggunakan jaring/mencar, ada suatu ide juga yang terpikirkan oleh saya, yaitu sungai yang ada ini dibuatkan keramba kecil untuk memelihara ikan yang mudah/cepat besar seperti lele, mujair sehingga penduduk memiliki potensi/lahan menggunakan aliran sungai ini bisa juga dikelola oleh BumDesa untuk menambah pendapatan masyarakat selain menjaga maupun merawat ekosistem aliran sungai kita di Desa Dalung,” Ungkapnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"><br /> Dikutip melalui https://www.denut.denpasarkota.go.id/ Saniscara Kliwon wuku Wayang atau yang sering disebut dengan Tumpek Wayang adalah hari suci yang datang setiap 6 bulan sekali. Pada hari ini (Tumpek Wayang) adalah Puja Walinya Sang Hyang Iswara. Hari ini umat Hindu menghaturkan upacara menuju keutamaan tuah pratima-pratima dan wayang, juga kepada semua macam benda seni dan kesenian, tetabuhan, seperti: gong, gender, angklung, kentongan dan lain-lain. Dikatakan keramat karena orang tua dahulu akan melarang anak-anaknya untuk berkeliaran ke luar rumah sejak sehari sebelum Tumpek Wayang (penyalukan atau kalapasa) ini dikarenakan adanya sebuah mitos di Bali dan memang termuat dalam lontar Kala Tattwa menyebutkan jika seorang anak yang lahir tepat pada wuku wayang khususnya pada hari sabtu wuku wayang, maka akan menjadi santapan (tetadahan) Bhuta Kala. Hari Tumpek Wayang sebagai hari suci yang mengarah pada peruwatan atau pesucian bagi kelahiran di wuku wayang. Jika ia terlahir di wuku wayang bakal ada pertunjukan wayang yang dinamakan wayang sapuh Leger. Menurut beberapa nara sumber, Kata sapuh memiliki arti peruwatan, leger memiliki arti mala atau kotoran yang ada pada diri manusia itu sendiri. Jadi kata “sapuh leger” berarti pembersihan atau peruwatan kotoran atau mala secara niskala yang dibawa dari lahir oleh orang yang lahir di wuku wayang tersebut. Untuk Wuku wayang itu sendiri terdiri dari 7 hari dalam seminggu penuh, diawali dari hari Minggu sampai hari Sabtu, dimana di hari Sabtunya dirayakan sebagai hari Tumpek Wayang. </p> <p style="text-align: justify;"><strong>(KIMDLG-002).</strong></p>
Memaknai Rahina Tumpek Wayang, Penebaran Benih Ikan dan Donor Darah oleh PHDI Kabupaten Badung di Tukad Yeh Poh, Desa Dalung
01 May 2023