<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (28/11/2022) </strong>– Bertempat di Balai Banjar Kaja, Desa Dalung dilaksanakan Kegiatan Bank Sampah, kegiatan bank sampah ini dilaksanakan oleh pengurus bank sampah Banjar Kaja, Dalung melibatkan peran serta warga/masyarakat di lingkungan Banjar Kaja. Kegiatan Bank Sampah ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan diantaranya, untuk menangani permasalahan sampah di lingkungan sekitar, membiasakan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, dan memotivasi warga agar terbiasa memilah sampah sehingga lingkungan menjadi bersih dan nyaman.</p> <p style="text-align: justify;"><br /> Kelian Dinas Banjar Kaja I Made Oka Sudana saat ditemui disela-sela kegiatan menambahkan untuk di Banjar Kaja pengurus bank sampah ini diambil dari unsur PKK yang berjumlah 5 orang ada Ketua, Sekretaris dan anggota seperti bidang pemilahan, pelaksanaan bank sampah ini dilakukan setiap 1 bulan sekali, Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat. <em><strong>“Mengenai persoalan sampah ini memang sangat penting untuk disikapi, karena dampaknya sangat besar terhadap lingkungan, kalua tidak dimulai saat ini, kapan lagi ? pentingnya pemahaman masyarakat terhadap pemilahan sampah yang dimulai dari skala rumah tangga sangat diperlukan sampah organik, sampah daur ulang, sehingga dari hal kecil kita turut membantu menyelamatkan lingkungan,” Ungkapnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"><br /> Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan. Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat. Sama seperti di bank-bank penyimpanan uang, para nasabah dalam hal ini masyarakat bisa langsung datang ke bank untuk menyetor. Bukan uang yang di setor, namun sampah yang mereka setorkan. Sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas bank sampah. Dalam bank sampah, ada yang di sebut dengan tabungan sampah. Hal ini adalah cara untuk menyulap sampah menjadi uang sekaligus menjaga kebersihan lingkungan dari sampah khususnya plastik sekaligus bisa dimanfaatkan kembali (reuse). Biasanya akan di manfaatkan kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Syarat sampah yang dapat di tabung adalah yang rapi dalam hal pemotongan. Maksudnya adalah ketika ingin membuka kemasannya, menggunakan alat dan rapi dalam pemotongannya. Kemudian sudah di bersihkan atau di cuci. Ada dua bentuk tabungan di bank sampah. Yang pertama yaitu tabungan rupiah di mana tabungan ini di khususkan untuk masyarakat perorangan. Dengan membawa sampah kemudian di tukar dengan sejumlah uang dalam bentuk tabungan. Beberapa contoh kemasan plastik yang dapat di tukar yaitu menurut kualitas plastiknya. Kualitas ke 1 yaitu plastik yang sedikit lebar dan tebal (karung beras, detergen, pewangi pakaian, dan pembersih lantai). Kualitas ke 2 yaitu plastik dari minuman instan dan ukurannya agak kecil (kopi instan, suplemen, minuman anak-anak, dan lain-lain). Kualitas ke 3 yaitu plastik mie instan. Kemudian kualitas ke 4 yaitu botol plastik air mineral. Yang paling rendah yaitu kualitas 0 adalah bungkus plastik yang sudah sobek atau tidak rapi dalam membuka kemasannya. Karena akan susah untuk di gunakan Kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Untuk kualitas yang terakhir, harus di setor dalam bentuk guntingan kecil-kecil (di cacah).</p> <p style="text-align: justify;"><strong>(KIMDLG-002).</strong></p>
Mengenal Kegiatan Bank Sampah di Desa Dalung
08 Dec 2022