<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (11/04/2022)</strong> – Pura Rambut Siwi menjadi salah satu tujuan Krama Banjar Untal-Untal melaksanakan kegiatan Tirta Yatra/ Persembahyangan bersama yowana dan WHDI Banjar Untal-Untal dan juga Pura Segara Rupek lan Pura Melanting di Kabupaten Jembrana, Bali diikuti oleh Kelian Banjar Adat Untal-Untal, Prajuru Banjar serta Pemangku ring Pura Banjar Untal-Untal. Adapun dalam kegiatan ini dilaksanakan persembahyangan bersama nunas kerahayuan lan kerahajengan krama banjar adat dalam beraktivitas berjalan lancar, damai, dan tentram.</p> <p style="text-align: justify;"><br /> Pemangku Pura Rambut Siwi ditemui seusai persembahyangan menuturkan Keberadaan Pura Luhur Rambut Siwi di Kabupaten Jembrana sudah sangat terkenal. Pada saat piodalan, umat dari berbagai penjuru memadati pura yang berlokasi di Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Keunikan pura ini terletak di sejarah berdirinya yang sekaligus menjadi filosofi dari beberapa pura yang terdapat di kawasan Pura Rambut Siwi. Sejarah singkat Pura Rambut Siwi, yaitu di mana orang suci yang bernama Dang Hyang Nirartha di mana saat itu beliau disuruh untuk sujud dihadapan Pura Rambut Siwi oleh penjaga (pamedek) pura tersebut karena melewati kawasan pura tersebut. Namun, ketika Dang Hyang Nirartha sujud, seketika Pura Rambut Siwi hancur lebur berantakan yang hanya menyisakan batu-batu pecahan pura tersebut. Maka dari itu pamedek Pura Rambut Siwi memohon maaf kepada Dang Hyang Nirartha dan memohon agar pura tersebut dikembalikan seperti keadaan semula. Karena sifat kebijakan Dang Hyang Nirartha, ia pun kembali membangun pura tersebut dengan kesaktiannya dan menaruh sehelai rambutnya di pura tersebut sebagai penghormatan dan tanda pernah dilewati oleh beliau. <em><strong>“Jika melintasi jalan Denpasar-Gilimanuk di wilayah Yeh Embang, Mendoyo, banyak kendaraan yang berhenti di selatan jalan. Pengguna jalan yang beragama Hindu biasanya melakukan persembahyangan disini, dari Pura Pesanggrahan ini, akan nampak Pura Luhur Rambut Siwi dengan background lautan membiru. Usai sembahyang, mereka mendapat percikan tirtha dari pemangku disertai doa semoga selamat dalam perjalanan. Bagi yang tidak membawa canang, mereka tinggal turun dari kendaraan. Pemangku pun dengan sigap akan melayani pemedek. Usai matirtha dan mendapat bija serta bunga, mereka mengaturan sesari. Tidak ada ketentuan berapa sesari yang diaturkan. Semua itu tergantung dari umat. Tak hanya umat saja yang didoakan supaya selamat dalam perjalanan. Kendaraan pun ikut diperciki tirtha dan dipasangi bunga serta bija,” Pungkasnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"><br /> Sementara itu salah seorang krama istri Banjar Adat Untal-Untal, Ibu Ayu mengungkapkan rasa senang dan tenang mendapatkan kesempatan tirta yatra/persembahyangan ke pura yang ada di Kabupaten Jembrana ini seperti Pura Rambut Siwi rasanya damai dan khusuk ditambah panorama pantai yang indah menjadikan suatu keheningan dalam melakukan persembahyangan. <em><strong>“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini bisa berjalan setiap tahunnya, kita nangkil ke Pura/tempat ibadah yang ada di Bali wujud bhakti kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala manifestasinya atas anugrah yang diberikan di dunia ini,” Tutupnya.</strong></em> <strong>(KIMDLG-002).</strong></p>
Krama Banjar Adat Untal-Untal Tangkil ring Pura Rambut Siwi
14 Apr 2022